Canvasku Meludah Untuknya

terbagi dua sisi di dalam fikirannya, hitam dan putih terpisah dan berlawanan
dikala haruku mulai tak sadar untuk menghabiskan penat yang tidak bertujuan kemana aku melawan
selembar canvas putih menjadi sasaran dari kemarahan ribuan warna tinta yang ku cipratkan
rasa emosi dan tak ada keadilan darinya tertuang didalam sketsa itu.

bermimpi dan berhayal dari sisi hitamnya untuk menjadi penguasa terus melonjak
menangis dan mati teriak dari sisi putihnya untuk selesaikan waktu yang tersisa
berkaca diatas gedung pencakar langit itu impian untuk keinginan yang tercapai
tanpa melihat kebawah, jelata terinjak menangis murung menahan lapar

sisi putihnya mulai menyusut kempis berdenyut pelan tak dapat melawan
berkembang dalam kebahagian, sisi hitamnya mulai besar dan semakin besar
lawan, hantam, teriak, marah dan emosiku memuncak dan tak berdaya dimatanya
walaupun harimau hutan berteriak bersamaku, kau tak dapat dimusnahkan perompak.

habis cara ini untuk menghancurkan sisi hitamnya jika kita tidak bersatu wahai jelata
karya ini tak sebanding dengan upah dan apakah kau puas dengan hasilnya
para pengrajin jelata hanya bisa tertawa dan marah diatas kanvasnya
membuat replika realis dari keringat ketiak dan ludah untuknya.

karya Satria Tommochi Conayio

0 Response to "Canvasku Meludah Untuknya"

Posting Komentar